Isu Politik Pemekaran Waropen Dinilai Murahan

TIMIKA [PAPOS]- Berbagai cara dilakukan Bakal calon bupati Incomben di kabupaten Waropen dalam upaya menarik simpati warga guna memenangkan proses suksesi Pilkada. Salah satunya dengan menggulirkan issu siap memekarkan Waropen Timur sebagai kabupaten Baru di Tahun 2011 mendatang.

Hal itu mendapat tanggapan dari salah satu tokoh masyarakat Waropen asal Kampung Wonti, Wellem Windessy kepada Papua Pos melalui telepon Selulernya, kemarin. “Saat ini kami masyarakat Waropen khususnya dari wilayah Maisirei tengah mempertanyakan apa maksudnya Balon Bupati incomben di Waropen yang dipasang pada papan nama pemekaran Waropen Timur, di kampung Tefaro, distrik Maisirei,’’ katanya.

Padahal masyarakat juga tahu kalau hal itu untuk saat ini bahkan hingga tahun depan atau 2011 itu, belum mungkin untuk dilaksanakan. Ini politik murahan yang menurut dia sebagai generasi muda Waropen tidak layak ditunjukan oleh figur yang nota-bene sudah memiliki pengalaman birokrasi, karena ini jelas proses pembohongan kepada public, terutama masyarakat kecil. ‘’Saya harap ini menjadi perhatian juga bagi figur-figur lainnya yang kini tengah mengajukan diri sebagai balon bupati di Waropen,” tandas Windessy, Minggu (6/6) via telepn selulernya dari Waropen.

Issu model ini dikatakan politik murahan, menurut Windessy sebab issu ini sudah digulirkan juga sejak dua tahun silam bagi warga Waropen. Namun jangan kan pemerintah, masyarakat sendiri juga tahu bahwa daerah Waropen ini daerah kabupaten baru yang tentu saja tidak mudah untuk dimekarkan dulu. Selain sama sekali belum menunjukan tanda-tanda kemajuan dalam program pembangunannya di berbagai bidang, pemerintah Waropen sendiri harusnya berkaca tentang kinerjanya selama ini.

Selama ini dijelaskan WIndessy juga, kabupaten Waropen yang baru dipimpin satu periode oleh seorang bupati memang belum mampu sama sekali menunjukan bukti bahwa daerah ini mampu menjalani praktik sebagai daerah kabupaten. ‘’Kalau sampai saat ini Waropen masih dalam kondisi seperti ini, apa benar pemerintah provinsi dan pusat itu begitu konyolnya untuk membiarkan Waropen ini dimekarkan lagi,’’ tandasnya.

“Jadi saya harap jangan ada figur yang menjalani praktik politiknya memasuki proses suksesi Pilkada ini dengan melakukan trik-trik politik murahan, dengan asumsi bahwa masyarakat ini gampang dibodohi. Saya harap, jangan sampai itu terjadi,” pesannya.

Menurutnya, para figur itu selayaknya menjalani praktik politik untuk meraih kemenangan itu secara wajar saja dan tidak perlu mengada-ada sesuatu yang tidak masuk akal. “Tidak perlu buang janji politik yang sama sekali tidak bisa diwujud-nyatakan, karena dalam periode pertama juga begitu. Jadi sebaiknya bijaksana dalam berpolitik agar membelajarkan rakyat kecil juga,” jelasnya.

Tak lupa pula Windessy mengingatkan bahwa praktik memekarkan Waropen lagi untuk saat ini, itu bagaikan memimpikan sesuatu di siang bolong. Masyarakat dihimbau, Jangan pernah percaya janji itu, karena semua itu ada prosedur dan mekanismenya yang diatur menurut ketentuan Undang-Undang.

“Masyarakat kalau mau mendapatkan figur kepada daerah yang benar dan sesuai harapan, minta balon bupati membuat komitmen dengan kontrak politiknya untuk melakukan A, B, C dan seterusnya. Apa yang tidak pernah dilakukan dan menjadikan kabupaten Waropen sampai saat ini belum menunjukan hasil apa-apa, itu yang harus kita minta dari setiap figur. Kalau figur balon itu tidak mampu,dalam kontrak politik itu juga harus tertera bahwa, dia siap turun atau mundur atau diganti saja dari posisinya sebagai bupati. Kalau figur balon bupati itu tidak sanggup atau tidak mau tanda tangan, tidak perku pilih dia sebagai bupati, titik! Jangan minta mekarkan Waropen ini karena saat ini belum terpenuhi kriteria dan persyaratan politiknya,” ujar Windessy mengingatkan. [Wanda]

Ditulis oleh Wanda/Papos  
Senin, 07 Juni 2010 00:00

0 Response to "Isu Politik Pemekaran Waropen Dinilai Murahan"

Papua Indonesia

Facebook Status RSS Feed Filter