Habiskan Rp 81 M, tapi Hasil Buruk
Rifai Darus: Kemana Saja Dana Rekruitmen MRP Itu?JAYAPURA—Siapa sangka, ternyata anggaran untuk biaya proses rekruitmen Majelis Rakyat Papua (MRP) jilid II mencapai angka kurang lebih Rp 81 miliar, suatu angka yang cukup pantastis. Hanya saja hasilnya dianggap buruk atau jauh dari harapan. Demikian disampaikan Koordinator Papua Corruption Watc (PCW) M. Rifai Darus, semalam. Dikatakan, banyaknya protes dan ketidakpuasan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada Komisi Wilayah Pemilihan (Komwilpil) MRP menunjukkan bahwa kinerja Komwilpil MRP Provinsi Papua sangat buruk dan jauh dari harapan publik. Mestinya proses rekruitmen anggota MRP periode kedua ini harus lebih baik dari sebelumnya, mengingat Pemerintah Provinsi Papua dalam hal ini instansi terkait sudah mempunyai pengalaman pada periode sebelumnya, serta didukung dengan anggaran yang cukup besar.Rifai Darus, dalam Press Release yang diterima Bintang Papua semalam mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh PCW, anggaran yang dialokasikan untuk kepentingan rekruitmen anggota MRP kurang lebih Rp 81 Miliar, namun hasilnya tidak memuaskan publik.“Rendahnya kinerja Komwilpil MRP ini sebenarnya telah terlihat sejak awal rekruitmen, dimana sosialisasi yang dilakukan juga sangat minim dan proses rekruitmen pun berjalan tak transparan,” tukasnya.Selain itu, lanjut dia, Komwilpil Provinsi Papua terkesan tak responsif terhadap berbagai protes dan keberatan yang disampaikan pihak-pihak yang merasa dirugikan.Karena itu, tambahnya, patut dipertanyakan, anggaran sebesar itu dipakai untuk apa saja sehingga aksi protes dan ketidak puasan dari berbagai elemen masyarakat muncul dimana-mana. Hal ini seperti yang terjadi pada calon anggota MRP dari unsur Islam yang disinyalir terjadi perubahan diluar dari prosedur dan mekanisme yang diatur dalam Perdasus No. 4 Tahun 2010. Jika apa yang disampaikan oleh DPD Angkatan Muda Islam Indonesia Provinsi Papua itu benar, maka PCW mendukung agar calon yang dirugikan melaporkan hal tersebut ke Polda Papua, karena jika dibiarkan, kedepan akan terjadi hal-hal yang lebih vatal lagi. Pergantian calon terpilih secara sipihak tanpa melalui mekanisme dan prosedur yang benar, merupakan bentuk manipulasi dan dan tindakan melanggar hukum, sehingga harus diproses secara hukum pula.MRP adalah lembaga kultural yang lahir di era Otonomi Khusus (Otsus) Papua dan Provinsi lain tidak memiliki lembaga ini, sehingga rekruitmennya harus dilakukan secara berkualitas, baik dari aspek demokratisasi maupun kepatuhan terhadap aturan main yang telah ditetapkan.Terkait dengan buruknya kinerja Komwilpil MRP Provinsi Papua ini, maka PCW akan memberikan perhatian khusus terhadap penggunaan dan pengelolaan anggaran sebesar Rp 81 Miliar, dan jika berdasarkan hasil audit BPK RI ditemukan ada penyimpangan, maka PCW akan mendorong untuk dilakukan proses hukum. Jadi selain menunggu hasil audit BPK, saat ini PCW sedang melakukan investigasi di beberapa kabupaten/kota. (/mdc/don)
via ScribeFire
0 Response to "Habiskan Rp 81 M, tapi Hasil Buruk"
Post a Comment